Rabu, 23 Maret 2011

KU BELI MIMPIMU


Wajahnya masih terlihat seperti memikirkan sesuatu. Selama perjalanan pulang dari sekolahan, Andi masih saja melamun.
Tiba-tiba ia menepuk bahu pak Khodir.
“apa pak Khodir pernah bermimpi?”
Pak khodir yang sedang menyetir pun terkejut.
“ya.. tentu saja pernah” jawab pak Khodir dengan diikuti tawa kecil.
“memangnya kenapa?”tambahnya lagi.
“apakah semua orang pernah bermimpi?” tanya Andi lagi, seolah tak mendengarkan pertanyaan pak Khodir.
“semua manusia di dunia ini pasti pernah bermimpi, apalagi anak remaja seumur kamu”ucap pak Khodir.
Andi terdiam, mencoba menerka-nerka di dalam kepalanya.
‘mungkinkah hanya ia manusia yang tidak pernah bermimpi atau giliran untuk dia bermimpi sedang di tangguhkan. Mungkin juga mimpi-mimpi buatnya telah dicuri oleh orang lain’
Pak Khodir menghentikan laju mobilnya di perempatan, menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.
Andi menurunkan kaca mobilnya, melepaskan pandangan kesekitar jalanan.
Tampak olehnya orang-orang tua berpakaian lusuh sedang meminta-minta, anak-anak dekil sebayanya yang mengamen serta ada pula yang berlarian menjajakan koran.
“apakah mereka pernah bermimpi pak?” tanya Andi sembari menunjuk kearah luar.
Pak Khodir menoleh.
“justru mereka lah yang paling banyak memiliki mimpi”
Andi terdiam sejenak, lalu memanggil salah satu anak jalanan yang berada dekat di samping mobilnya.
“hai kamu! Ikutlah denganku sebentar”
Anak jalanan itu dipanggil ‘Begol’ oleh teman-temannya. Ia terlihat bingung dengan permintaan anak didalam mobil mewah itu.
“aku akan memberi kamu uang, jadi cepatlah masuk!”tambahnya lagi.
Mendengar hal itu, Begol pun segera bergegas masuk kedalam mobil tersebut.
Pak Khodir tak mampu berbuat apa-apa terhadap permintaan anak majikannya tersebut.

*
Sampailah dirumah, Andi mengajak Begol masuk kedalam. Terlihat raut bingung dan takjub diwajahnya, tak menyangka akan bisa menginjakkan kaki di rumah yang besar dan megah itu.
“ini seperti di mimpiku…” ucap Begol polos.
“apakah kau pernah bermimpi seperti ini?” tanya andi.
“tentu saja, aku memimpikan hal seperti ini disetiap malam”
“terus… mimpi seperti apalagi yang pernah kau dapati?” tanya Andi lagi, penasaran.
“Aku memimpikan semua hal, karena begitu banyaknya sampai kantung mimpiku seakan tak lagi muat untuk menyimpannya” Begol diam sejenak.
“mungkin kalau ada yang ingin membeli mimpi, maka aku akan menjual semua padanya” tambah Begol lagi.
“aku yang akan membelinya!” sahut Andi.
Begol terkejut dan hanya tersenyum tak menanggapi serius ucapan Andi.
“orang tua kamu dimana?”tanya Begol, merasa kalau rumah yang begitu besar terlihat sunyi.
“orang tua ku berada diluar negeri mengurusi perusahaannya. Jarang sekali pulang kalau pun pulang pastinya larut malam dan besoknya sudah berangkat kembali” jawab Andi dengan nada rendah.
“bagaimana kalau mimpimu aku yang beli!” pinta Andi lagi.
Begol terdiam, menyadari kalau ucapan Andi sungguh-sungguh.
“kau tak perlu membeli mimpi dari orang-orang kecil seperti kami. Rumah besar, mobil mewah, pakaian mahal, makanan enak, bisa bersekolah dan semua hal yang kau miliki sesungguhnya itulah mimpi-mimpi yang selalu hadir di tiap tidurku. Aku selalu merasa senang bila tiba saatnya bermimpi, tapi aku juga merasa kecewa bila tiba saat nya terbangun. karena harus menyadari kalau semuanya tidak lah nyata” Begol menjelaskan.
“tapi aku ingin merasakan memiliki mimpi sendiri?” ungkap Andi.
Suasana hening sejenak.
“aku akan memberitahukanmu rahasia untuk mendapatkan mimpi”
“apa itu?” tanya Andi serius.
“setiap kali kau akan tidur, luangkan waktumu sejenak untuk memikirkan hal-hal yang membuatmu bahagia dan hal-hal yang kau harapkan kan terjadi di esok hari”jelas Begol.
Andi terdiam mencoba memahami perkataan Begol.
“baiklah.. sekarang aku akan pulang. Terima kasih telah membawaku kerumahmu” ucap Begol.
“terima kasih juga, biar pak Khodir yang akan mengantarmu” balas Andi.

*
Malam pun tiba.
Andi melaksanakan apa yang di beritahukan Begol tadi siang. Setelah ia menutup mata, mimpi pun hadir menghampirinya.
Dalam mimpi, orang tua nya datang dan memeluk dirinya, menemani nya disepanjang hari, membuatkannya makan, bertanya bagaimana keadaannya, mengajaknya jalan-jalan serta berjanji tidak akan membiarkannya sendirian lagi dirumah. Semua hal indah yang di inginkannya terjadi di malam itu. Andi sungguh bahagia.
Namun dikala matahari tiba, semua sirna seolah hampa belaka. Andi pun memahami mengapa begol membenci kata terbangun ketika kebahagiaan hanya teraih di dalam mimpi saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar