Jumat, 08 Juli 2011

perjamuan setan



Malam membuntungkan jam
Hingga waktu kehilangan tangannya untuk menghitung
Kau menghadiri perjamuan setan
Dimana harapan dan masa depanmu ditumbalkan
Dibakar dalam kompresi nafsu yang tersulut api
Ketika air dalam botol di suguhkan
Sekejap menjadi barang pujaan
Ada sirih, hendak makan sepah
Menghantar jiwa,
Pada kehidupan tanpa budaya
Melerai beban yang tersimpul
Pada punggung yang lelah dan putus asa
Sementara dirimu menjadi pemilik bumi
Dalam dunia gelap tanpa lelap

Perjamuan setan belum usai terhadapmu
Hidangan utama lahap disantap
Dalam serbuk, kau hirup
Dalam cair, kau tusuk
Menghantarmu kesekian kali
Berterbangan di dunia imajinasi
Dunia kosong,
Yang merongrong jiwa hingga mati
Apa boleh buat, sakit menimpa sesal terlambat

mendadak phobiapinker

Pagi ini parakancil akan berangkat menuju rumah salah satu teman kami yang baru menikah beberapa bulan yang lalu. Namaya nyok. Semua berkumpul di depan warung bang man.
“ndul, mana?”tanya ku pada mereka sebab hanya ndul yang belum menampakkan batang hidung nya.
“ya nggak tau lah.. ko kan juga tau kalo anak tu lama dandan nya.”sambut mawan.
“cem cewek aja!”
Tak berapa lama akhirnya ndul muncul.
“ha! Nggak salah pakaian ko tu!”aku melongo melihat jaket berwarna pink yang ia pakai.
“lagi tren ni!”
“tren apaan? Malu-maluin baru bener!”
“he..he.. maaf, ni jaket cewekku. Jaketku masih basah di jemuran”
“mm.. dasar! Udah nunggui kau lama kali, gitu muncul malah bikin sensasi”
“udah lah… ngapain di bahas lagi. Kan udah kumpul semua, jadi ayo berangkat biar nggak terlalu panas”ucap tengku.
Perjalanan menggunakan sepeda motor ini memakan waktu 3 jam untuk tiba di rumahnya. Beberapa kali kami terpaksa harus naik bukit dan turun lagi, melewati sungai, menghindari jurang serta menghadapi hewan buas dan hampir tersesat di antara rimbunan cemara (ha..ha.. da cem di hutan aja tinggalmu kawan).
Di tengah perjalanan kami singgah sebentar di tempat pengisian bahan bakar untuk sekedar mengisi bensin dan ke kamar mandi.
Aku, manyu dan mawan berjalan menuju ke kamar mandi berencana untuk buang air kecil. Selesai melepaskan beban yang tertahan cukup lama, aku mencuci tangan di wastafel yang ada di kamar mandi itu.
Ku bersihkan tanganku menggunakan handuk kecil berwarna pink yang tergantung.
“wah! Handuk cewek ni..”ucapku.
“woi! Gantian!” ucap manyu, tiba-tiba merampas handuk tersebut.
“entar dulu belum kering ni..”
Entah kenapa, untuk membersihkan tangan saja kami jadi saling berebutan.
“ngapain kalian!”teriak seseorang bertubuh besar dan berkulit gelap dari pintu masuk kamar mandi.
Kami sentak terdiam.
“ini handukku! Tadi ketinggalan!” uacap pria itu sambil mengambil handuk berwara pink tersebut dari tanganku.
Kami terperangah untuk beberapa saat.
“garang-garang gitu tapi suka nya Pink! Nggak banget bok..”ucap manyu sambil menirukan gaya bahasa seorang anggota “LENTIK(lelaki berpenampilan cantik)
Gelak tawa timbul di dalam kamar mandi tersebut. Selesai melampiaskan hasrat yang tertahan selama separuh perjalanan.
Kami melanjutkan kembali sisa perjalanan kami.
nyok dan isteri nya telah menunggu. Mereka menyambut kedatangan kami di depan rumah nya.
“hai.. gimana perjalanan nya?” ucap nyok.
“wih.. parah banget, udah tepos ni bokong”
“he…he.. maaf lah kalo begitu”
“oya, gini aja sambutan mu sama kami?”ucapku.
“mau nya gimana?”nyok balik bertanya.
“harusnya ko sambut dengan iring-iringan tari dan musik serta kalo ada sambutan cewek-cewek cantik juga boleh”
“kalo itu sich, mau nya kau!!”
Cuaca panas dan debu yang kami hadapi selama perjalanan membuat wajah kami berminyak, berdebu dan gelap (kalo gelap nya sich udah bawaan lahir.he..he..)
“kamar mandi kalian dimana nyok?”tanya manyu.
“o.. mau kekamar mandi ya? Terus aja lalu belok kiri”ucapnya menjelaskan.
Aku pun bergerak berdasarkan petunjuknya dan di ikuti oleh teman-teman lainnya.
“cukup besar juga rumah mereka ini ya?”ucap ntel.
“yailah,walupun orangnya kecil tapi rumahnya nggak boleh kecil”jawab manyu.
“napa ko tutup hidung nyu?”
“mmmm… maaf ya ntel, ko nggak sadar kalau mulutmu tu bau banget! Ko nggak pernah gosok gigi ya?”
“woi.. enak aja ko, kau tu yang nggak pernah gosok gigi.. mang ko sendiri sering gosok gigi?” Tanya ntel balik.
“ ya sering lah, aku 3 kali sehari.. pagi hari setelah sarapan,siang hari setelah makan siang dan malam hari sebelum tidur.” Jelas manyu.
“gitu aja ko sombong.. aku dong 12 kali.” Jawab ntel sombong
“wah… bagaimana hitungannya?”Tanya manyu bingung.
“januari,pebruari,maret,april,mei,juni,juli,agustus,September,oktober,November dan desember” jawab ntel dengan gamblangnya.
“@#$%^^&*!! Sama juga boong!” ucap manyu kecewa
Begitu masuk kamar mandi nuansa kewanitaan langsung terasa, cermin yang besar dan koleksi perlengkapan mandi yang lengkap mulai dari botol yang kecil, sedang, besar, bulat, lonjong dan bentuk lainnya (mmm…itu buat mandi atau buat masak. Pantes aja wanita kalo udah dikamar mandi pasti lama banget).
Cari sana-sini, bongkar kanan-kiri, tapi tetap tidak kami temukan juga sabun mandi nya.
Di pojok kamar mandi ku temukan botol kecil yang tutup nya sudah terbuka.
“mm..ni mungkin pembersih muka nya. Tapi kenapa warna botolnya pink ya..” ucapku pada mereka.
“yakin ko tu?”tanya manyu.
“tapi di botol nya tertulis ‘membersihkan dan menyegarkan… kalo kelanjutan tulisannya memang nggak terlihat begitu jelas”
“udah kita pakek aja!”potong mawan yang merebut botol tersebut dan menuangkannya ke telapak tangan. Tak mau banyak berpikir, Kami pun ikutan.
Sedikit ragu, ketika di ketahui isinya nya berbentuk cair. Tapi karena wajah kami yang sudah terlalu kering dan gersang maka tak memperdulikan apa-apa lagi.
Setelah disapukan ke wajah, tetap tak ada busa nya.
“hal ini sungguh aneh?”ucapku dalam hati
Dengan rasa penasaran, kuraih kembali botol tersebut. Dengan suara keras dan seksama ku membaca tulisan kecil yang masih terlihat di botolnya.
“FEMINE CLEANSER, membersihkan dan menyegarkan daerah kewanitaan anda”
“@#$%JI$%%8*(“ teriak kami bersamaan.
segera wajah kami dibasuh dengan air bersih.
“ni gara-gara kau nyu.. maen pakai aja!”ucapku
“klen sendiri yang salah. Napa juga ikut-ikutan?”
Kami pun akhirnya keluar juga dari kamar mandi yang menghebohkan itu.
“nyok.. pinjam baju kaos mu lah? Panas baget pakai baju kemeja.”ucap mawan.
“pakai yang ini aja lah nyok…” tanpa memperhatikan apapun mawan meraih baju kaos berwarna pink yang tergantung didinding dan segera mengenakannya.
Ndul dan mawan sudah ada rencana untuk berjalan-jalan sebentar keliling desa.
“nyok.. itu sepeda motor matic mu ya?”mawan menunjuk kearah sepeda motor yang sedang diparkir di beranda.
“o.. iya. Biasanya istriku yang sering pakai”
“kalo gitu kami pinjam bentar, boleh?”
“boleh aja.. klen mo kemana? Ntar kalian nyasar”
“kami cuma mau ke ujung jalan sana aja”
Ndul dengan memakai jaket pink nya membonceng mawan mengelilingi desa itu.
Di sepanjang perjalanan, tatapan mata orang-orang yang kami temui di jalan menampakkan raut sinis dan sebagian lagi malah tertawa-tawa.
“ko ngerasa ada yang aneh nggak?”bisik mawan di telinga ndul.
“aku ngerasa kalo mereka memperhatikan kita dari tadi”ucap ndul.
“udah lah nggak usah kita pedulikan. Kita singgah sebentar di warung sana, aku mau beli rokok”
Ndul memarkirkan sepeda motor di depan warung.
”pak beli rokoknya?”
Pemilik warung pun memenuhi permintaan mawan. Namun di wajah bapak itu terlihat jelas ada keinginan tertawa yang tertahan.
“maaf ya dek.. pasangan ya?”
mawan terkejut mendengar ucapan bapak itu.
“pasangan gimana pak?”ndul datang menghampiri dengan raut bingung
“baju nya sama-sama kompak, sepeda motornya juga. Ditambah lagi tulisan di bajumu”
“ha! Tulisan?” mawan membalikkan badannya, “ Coba ko baca apa tulisan di belakang baju yang ku pakai ini ndul..” tambahnya.
“PENGANTIN BARU”ucap ndul.
“mm.pantes lah setiap orang memperhatikan kita! Udah baju kita sama-saman pink, sepeda motornya juga pink ditambah lagi tulisan Pengantin baru.”
“berarti dikira orang-orang, kita tu ‘ Pasangan sesama jenis’!”
“GAY dong!!”
“yaiya! mm.. malu-maluin aja, balik yuk?”
Mereka melajukan sepeda motornya menuju kembali kerumah nyok.
Sesampai dirumah, kepala nyok pun di tempeleng.
“napa nggak ko bilang kalo yang ku pakai ini baju pernikahan kalian?”ucap mawan.
“ko sendiri yang maen pakai aja. Mang nya kenapa?”
“gara-gara ni baju, kami di ketawai orang-orang sekampung karena di sangka pasangan sesama jenis.”
Kami yang mendengar cerita mereka pun tertawa terpingkal-pingkal.
“tapi cocok juga kok!”ejek zul.
Wkwkwkkwkwkwk
Hari sudah menjelang sore. Waktu nya buat kami kembali pulang.
Semua mempersiapkan kendaraan masing-masing.
“nyok.. disini tempat isi pulsa di mana?”tanya mawan.
“ko mau isi pulsa ya? Di sepanjang jalan ini ada tu”
“woi.. ntar kita singgah isi pulsa bentar ya?”
“yaudah…”sahut tengku.
Setelah berpamitan dengan nyok dan istri nya maka kami segera melajukan sepeda motor kami meninggalkan mereka.
Baru melaju beberapa meter, mawan mengingatkan lagi untuk singgah sebentar di tempat pengisian pulsa.
Manyu menghentikan sepeda motornya di depan sebuah warung.
“nah..disini tempatnya!”
Kami semua pun ikut berhenti dan memandang kearah warung tersebut.
“HA!! Toko berwarna Pink!. Nggak usah lah, kabur!”teriak mawan yang seperti nya menjadi trauma mendadak dengan sesuatu yang berbau PINK.