Senin, 21 Maret 2011

Hujan untuk ayahmu

Hujan menyentuh jemari
Dari balik jendela menerawang asa
Jauh menembus cakrawala basah
Mengukir butir menjadi pelangi

semua jiwa terkurung didalam dekapan
Dipaksa menyadari siapa di sebelahmu
Jangan lagi diacuhkan
Hentikan kesibukanmu karena di luar masih hujan

Segenap raga tersentuh haru
Menggigil menahan dingin
Adakah engkau menahu
Bahwa duniamu berangin

Kini engkau tarik selimut
Memahami arti sebuah kehangatan
Anak istri yang lama terabaikan
Karena kelakuanmu yang carut marut

Gemerciknya bernada minor
Berbenturan dengan tanah
Mengikis kekeringan
Yang lama melanda saudara

Hujan bukan sedang menghukummu
Apalagi sengaja merusak agendamu
Ini tentang keluarga...
Kebahagiaan apa yang sebenarnya di mau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar